Minggu, 08 Agustus 2010

Perang di Lihat dari Segi Fisika part.3

Perang modern (termasuk Perang Dunia II) lain lagi ceritanya. Perang ini
jelas-jelas disebut sebagai perang fisika.Mengapa ya?

Pada saat Perang Dunia II perkembangan
fisika sedang hebat-hebatnya dan aplikasinya sangat membantu desain
persenjataan dan mesin perang modern, dari penemuan teknologi radar sampai
pembuatan bom atom dahsyat yang meledakkan Hiroshima dan Nagasaki.
Teknologi radar (radio detection and ranging) lahir sejak awal abad ke-20,
tetapi perkembangannya baru mulai terasa pada tahun 1930-an dengan
ditemukannya beberapa alat pendukung seperti alat pemancar dan penerima
sinyal, modulator (untuk menciptakan pulsa mikrodetik), dan tabung sinar katoda
(itu lho tabung yang ada dalam televisi...) untuk menampilkan hasil yang diterima.
Prinsip dasar radar sangat sederhana. Mula-mula radar memancarkan gelombang
radio, kemudian gelombang ini akan dipantulkan oleh benda yang akan dideteksi.
Nah gelombang pantul akan diterima oleh stasiun penerima untuk ditampilkan
dalam layar monitor. Posisi benda dapat ditentukan dari lamanya sinyal tersebut
merambat kembali ke stasiun penerima, begitu juga bentuk dan ukurannya.
Dalam perang modern, Radar dipakai untuk mengintai pesawat-pesawat
musuh yang menyelinap untuk melakukan serangan pada malam gelap. Musuh
yang tadinya mau memberi serangan kejutan malah dikejutkan karena pasukan
yang akan diserangnya justru sudah siap menyambut kedatangannya! Pada Perang
Teluk, Amerika menggunakan E-8 Joint Surveillance Target Attack Radar
System (E-8 JSTARS) yang bisa mendeteksi sasaran dari ketinggian 12,5 km
dengan luas sasaran 43500 km2.
Para ahli perang pada Perang Dunia II sadar bahwa teknologi radar saja
tidak mampu memenangkan perang. Untuk memenangkan perang harus
dihasilkan suatu mesin perang yang dahsyat. Maka dibujuklah para fisikawan
untuk membuat bom atom yang dahsyat. Ada fisikawan yang menolak tetapi ada
pula fisikawan yang terbujuk karena ingin menghentikan kejahatan Hitler. Ernest
Orlando Lawrence, pemenang Nobel Fisika tahun 1939, Oppenheimer, Feynman
dan beberapa fisikawan lain bersedia membuat bom dari inti atom uranium (U-
235). Ketika inti atom U-235 ditembak oleh netron maka dihasilkan suatu reaksi
berantai yang menghasilkan energi yang sangat dahsyat dan mampu
menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar